Rabu, 17 Juli 2013

Wali Songo dan Pembentukan Masyarakat Islam Nusantara di NKRI

Sejak jaman dahulu Dinasti Tang mencatat keberadaan saudagar Tazhi muslim di Kalingga : Kerajaan di Jawa pada 674 Masehi (Groeneveldt, 1960) hinga catata Ma Huan pada kunjungan Cheng Ho yang ketujuh ke Jawa tahun 1433 Masehi (Mills, 1979), Islam belum dianut secara besar-besaran oleh penduduk lokal. M.C. Ricklefs dalam sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008) menegaskan bahwa sekalipun Raja Samudera di Sumatra bagian utara mengirim dua utusan bernama Arab ke Cina pada 1282, kehadiran muslim-muslim di kawasan Indonesia tidak menunjukkan bahwa negara-negara Islam lokal telah berdiri, tidak juga bahwa telah terjadi perpindahan agama dari penduduk lokal dalam tingkat yang cukup besar. Itu berarti selama rentang waktu lebih dari 750 tahun, Islam belum diterima secara besar-besaran oleh penduduk pribumi Nusantara ini.

Islam masuk ke bumi Nusantara ini, ada beberapa sumber dan disiarkan dari : 
  1. India : Gujarat, Malabar Coromandel, Bengal. Dengan alasan : - Kesamaan mazhab : Syafi'y , - Kesamaan batu nisan, Kemiripan sejumlah tradisi dan arsitektur India dengan Nusantara.
  2. Arab : Mesir, Hadramaut (Yaman). Dengan alasan : Berdasar kesamaan mazhab yang dianut di Mesir dan Hadramaut atau Yaman dangan mazhab yang dianut di Indonesia, Mazhab Syafi'y.
  3. Persia : Kasan, Abarkukh, Lorestan. Dengan alasan : Berdasrkan pada asumsi adanya kesamaan pada sejumlah tradisi keagamaan antara Persia dengan Indonesia seperti, : Peringatan Asyura atau 10 Muharam, Sistem mengeja huruf Arab dalam pengajaran Al-Qur'an khas Persia untuk menyebut tanda bunyi harakat seperti jabar (vokal "a" atau fathah), jer atau zher (vokal "i" atau kasrah), pes atau fyes (vokal "u" atau dhammah), Huruf Sin tanpa gigi, Pemuliaan ahlul bait dari keluarga Alui bin Abi Thalib, dan sebagainya. Dapat telusur nasab Waliyullah.
  4. Cina : Berdasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan Cina dalam sejumlah unsur kebudayaan Islam di Indonesia, terutama berdasar sumber kronik dari Klentheng Sampokong di Semarang.
Bukti-bukti sejarah tersebut merupakan hasil perjalan seorang penulis Agus Sunyoto yang melalang buana serta ziarah ke Wali Songo untuk mengambil bukti-bukti otentiknya. Patut untuk kita apresiasi sebesar-besarnya atas pembuktian perkembangan Islam Nusantara ini. Alhamdulillah puji syukurku pada Allah Swt serta berdo'a semoga menjadi amal baik beliau. Dengan ini semakin jelas alur asal usul Islam hingga tumbuh di Indonesia ini. Semoga bermanfaat. Amin.


Jumat, 12 Juli 2013

Wali Songo, Islam Nusantara telah dan selalu menerapkan "Rahomatan Lil Alamin" sebagai fakta sejarah.

Bismillahirrohmanirohim ... Islam itu "Rohmatan lil alamin" ... yaitu Islam sebagai rahmat bagi alam semesta raya ini. Islam Nusantara dimulai sejak pertumbuhan Islam awal di Nusantara, dengan salah satu bukti : kearifan para penyebar dan perintis Islam Nusantara sejak jaman Ulama dr Champa (pertengahan Abad ke-10 M), China (Ceng Ho 1405 M), Persia tahun awal sebelum Wali Songo - lalu dipelajari dan ditumbuh kembangkan melalui segala sisi dan dimensi kehidupan masyarakat lokal atau setempat. Dengan Arif dan Bijaksana terhadap budaya dan keyakinan lokal ... lalu Jadi Islam. Dengan Akhlaqul Karimah Islam dapat dipahami dengan Damai di hati. Amin.

Dalam Buku : Atlas Wali Songo karangan : Agus Sunyoto , sebagai buku pertama yang mengungkapkan Wali Songo sebagai Fakta Sejarah. Di dalam buku yang sangat lengkap bukti dan fakta sejarah ini mengunkapkan perkembangan Islam di NKRI atau bumi Nusantara ini sejak dahulu kala,  jaman kerajaan hingga jaman modern ini. 

Agama Bangsa Nusantara
Dalam berbagai penggalian ilmiah terkait etnis penghuni Nusantara, semenjak Kala Pleistosen Akhir para penghuni kuno Kepulauan Nusantara sudah mengenal peradaban yang berkaitan dengan agama. Dari berbagai jenis hasil budaya batu purba seperti Menhir, Dolmen, Yupa, Sarkofagus, dan Punden Berundak diketahui sejak era Paleolithikum yang berlanjut pada era Messolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum penghuni kuno Nusantara sudah mengenal agama dengan berbagai ritual pemujaannya. Kemudian, berlanjut pada era kebudayaan perunggu. Dari berbagai benda kuno berbahan perunggu hasil galian, dapat diketahui adanya alat-alat yang digunakan sebagai sarana pemujaan, termasuk alat-alat yang berhubungan dengan sistim penguburan mayat. Semua aktifitas ekonomi dan budaya penghuni Nusantara sejak jaman batu sampai zaman logam menunjuk pada tanda-tanda adanya hubungan integral antara kebudayaan dengan agama. Ada ajaran Sanghyang Tunggal dengan dua sifat utama itu bersifat gaib, untuk memuja-Nya dibutuhkan sarana-sarana yang bisa didekati pancaindra dan alam pikiran manusia. Inilah ajaran Kapitayan. 

Sekitar Makna Wali Songo
Bagi masyarakat muslim Indonesia, sebutan Wali Songo memiliki makna khusus yang dihubungkan dengan keberadaan tokoh-tokoh keramat di Jawa, yang berperan penting dalam usaha penyebaran dan perkembangan Islam pada abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Menurut Solichin Salam dalam Sekitar Wali Songo, kata Wali Songo merupakan kata majemuk yang berasal dari kata wali dan songo. Kata wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan waliyullah, yang berarti 'orang yang mencintai Allah'. Sedangkan kata songo berasalo dari bahasa Jawa yang berarti 'sembilan' yakni 'sembilan orang yang mencintai dan dicintai Allah'. Mereka dipandang sebagai ketua kelompok dari sejumlah besar mubaligh Islam yang bertugas mengadakan dakwah Islam di daerah-daerah yang belum memeluk Islam di Jawa.

Perkembangan berikutnya dipengaruhi dari Champa, China dan Persia. Masih ada kelanjutannya sampai Mojopahit, Demak, NU dst. 
Salam Berkah Sobat.

Kamis, 04 Juli 2013

Manajemen Sufi merupakan urusan dari luar ke dalam juga rasional sampai rahasia hati

Puji syukur yang sangat pantas untuk kuucapkan lagi kulakukan dengan belajar sepenuh hati. Alhamdulillah acara perdana sahabat-sahabat PPM Aswaja dapat terlaksana dengan baik dalam Kongkow Tasawuf, pada Rabu malem Kamis, 3 Juli 2013 ini di Cafe Demang - Sarinah Thamrin, Jakarta dalam tema "Manajemen Sufi" bersama KH. M. Luqman Hakim MA, PhD (mursyid dan pengasuh Sufinews & Cahaya Sufi).

PPM Aswaja yang dipandegani Cak Usma, yang mempunyai ghirah semangat luar biasa bersama teman-teman sahabat muda Nahdlatul Ulama diantaranya Mas Ilmi, Mas Mukhlish, Mas Suwarno, Mas Agus Jon dan lain-lainnya, ada celah dakwah yang dapat kita isi melalui dunia maya ini. Sehingga secara bertahap sejak Mutakmar NU di Cirebon itu, telah menghasilkan PPM Aswaja,  http://aswajanu.com/  dengan Wiki Aswajanunya, mulailah seterusnya berkembang semoga mberkahi muslim dan muslimat seantero jagat raya ini. 

Kembali ke hal-hal positif yang telah disampaikan oleh KH. M. Luqman Hakim MA, PhD terkaitan dengan tema Manajemen Sufi, yang mana terang-terangan si MC Mas Suwarno mengatakan sepertinya tindak nyambaung judulnya. Manajemen hampir identik materialistik atau rasional, dan kata sufi itu sendiri lebih terkait dengan urusan hati atau agama. Perantau Jiwan sangat bersyukur ternyata penjelasan beliau sangat gamblang sekali mulai dari awal sekali membahas tentang kita orang-orang yang berkumpul. Kata Bismillahirrahmanirrahim, beliau bahas dari segala persepsi, tulisan dan mata, makna dan tujuan, bahkan huruf per huruf yang selalu dimaknai oleh Rahasia Hati sebagai itu Aku. Beliau lanjutkan bagaimana kita ini memaknai pertanyaan malaikat Jibril As kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW tentang Islam - Iman - Ihsan. Sesungguhnya kita ini sebagai pertengahan atau aswaja bukanlah Qodariyah atau Jabariyah ... namun Al Asy'ariyah (pertengahan). 

Semoga sekelumit catatan perantau jiwan yang diberi kesempatan oleh Allah SWT, dapat hadir SILATurahim bersama Persaudaraan Profesional Muda Aswaja. Islam Nusantara sebagai pengejawantahan orang Indonesia yang Islam  Salam berkah sobat dalam utama mandiri sejahtera memahami akan arti hidup ini harus ku syukuri Alhamdulillah. Amin.