Jumat, 26 April 2013

Jujur apa adanya untuk ketepatan bersikap

Bahagia bersama banyumurni selalu berdo'a sehari-hari untuk selamat bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain. Perjuangan perantau jiwan dalam perjalanan bebenah diri untuk mengabdi pada Illahi Robbi Izzati takkan berhenti kecuali karena Titik Ajal sebagai batas dari Sang Khalik. 

Tapak demi tapak, selalu mencerminkan torehan kasih sayang dari Sang Pengasih dan Penyayang bagi diri ini yang tak pernah tahu diri akan karunia itu seutuhnya, cuman hanya bisa merasakan nikmat dan menikmati serta  mengucapkan Alhamdulillah saja yang belum utuh. Ada hal yang gak bisa utuh kita menyadari ini semua namun ku belajar untuk meyakini ini semua hanya Satu Sumber tiada yang lain, kecuali dari Sumber utama Sang Khalik.

adalah sikap mandiri dalam latihan untuk bisa berbuat iklash yang nyata, tidaklah mudah berbuat tulus hati ini karena harus jujur pada diri sendiri yang selalu ada penilaian dari sang kembar. Apakah ini jujur??? ... itu pertanyaan yang harus ada untuk memastikan kebenaran dalam bertindak apa adanya. Bisa juga ada apanya ... ini kalimat untuk dapat mengetahui subtansi dari sesuatu yang dihadapi atau yang terjadi. Intropeksi diri dan penilaian atas sesuatu secara jujur akan melatih diri kita bisa tulus murni dalam berbuat. Semoga kita diberikan akhlak mulia yang iklash. 

Jujur inilah yang dapat meninggikan derajat Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani, karena telah dicontoh oleh Al Amin yaitu Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Semoga kita dapat mencontoh beliau. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar