Sabtu, 02 Maret 2013

Sikap Mandiri

Manusia utama dalam sikap yang mandiri terus berjuang tiada lelah untuk mendapatkan kehidupan yang mulia, makmur lagi sejahtera. Sikap yang ada pada dirinya itu mencerminkan apa yang ada dalam kebiasaan habbit tindak tanduk perlikau sehari - harinya. Itulah bagian ruhani dari manusia sebelum ruh meninggalkan jasadnya.

Saat dalam pertumbuhannya manusia dimulai dari dalam kandungan orang tuanya, bahkan sebelum sperma itu dipancarkan ke dalam rahim wanita. Menurut dunia kedokteran sperma yang dipancarkan pria iitu berjumlah ratusan juta sampai dengan milyardan. Namun Alloh Sang Khalik adil hanya membekali beberapa sperma untuk dapat menembus telur yang siap dibuahi. Namun kebanyak untuk ummat manusia ini hanya diijinkan satu saja yang berhasil dengan sempurna hingga menjadi jabang bayi yang terlahir sehat dan komplit organ tubuhnya. Coba para pembaca yang budiman, yuuk kita merenungi diri sendiri yang fakir ini, sungguh banyak sekali bekal karunia Tuhan Yang Maha Kasih Sayang kepada kita untuk mengabdi pada-Nya. Dari bayi yang hanya bisa menangis sebagai media komunikasi kepada orang tua dan orang - orang disekitarnya. Mulailah berjalan atau berkata - kata dulu, atau sebaliknya berkata - kata baru berjalan, ini menunjukkan bahawa keseimbangan harus ada, karena perubahan tiada henti. Yuuk kita syukuri nilmat - nikmat tersebut sehingga kita bisa mengambil sikap mandiri untuk rasa syukur pada Illahi Robbi dan berterima kasih pada orang tua dan orang - orang lainnya. Alhamdulillah wa syukurillah. Amin. dalam hal ini penulis banyu murni dalam blognya utama mandiri sejahtera, selalu mengajak untuk mengenal diri sendiri agar kita lebih dekat pada tuhan Alloh Yamh Maha Menciptakan.

Slam Berkah Sobat dalam memahami akan kehidupan dalam Banyu Murni ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar