Sabtu, 23 Maret 2013

Tari Cinta Ku

Haji Dwi Sugiarto, merasakan sekali akan kasih sayang cinta yang datang dan tak pernah pergi selamanya. Duhai banyumurni kasih Illahi, menyatukan diri dalam ghirah semangat tak luntur ditelan jaman. Cinta abadi jadikan diri penuh arti lagi makna bagi hidup ini yang tak pernah diminta lagi dipilih manusia manapun, semua itu merupakan karunia dari Tari Cinta Ku.

Kasih sayang abadi tercurah dari Sang Maha Berkehendak, Maha Kuasa akan Alam semesta raya ini. Kalam terucap dalam cipta-Nya, "Jadilah" ... maka terjadilah. Dalam kuasa yang mutlak atas semua yang ada maupun tiada, yang mungkin maupun tak mungkin bagi-Nya dalam Tari Cinta timbul pasrah tiada tara hamba pada tuhannya. Tari sufi buah karya kepasrahan Syaikh Rumi, dalam kontempelasi hidup diri dalam ruhani jati yang berarti manunggal dalam rotasi Illahi. Putaran pada poros hidup ini sudah merupakan kehendak yang Maha Berkehendak atas alam raya ini. Langit bumi, samudera ibu pertiwi dan semua didalamnya memaknai tasbih yang tiada henti bukti pujian dan syukur atas karunia yang jadi nikmat untuk dinikmati hingga jadi diri sejati.

Tari ekspresi diri dan jiwa yang mandiri dalam alam kebebasan menyampaikan wujud puja puji pada illahi yang memberi hidup dan menghidupkan dalam alam kematian. Pasrah tawakkal mutlak tuk dapat kuat bertahan dalam pusaran kehidupan yang dinamis, penuh perubahan yang merupak sunatullah, ini perlu latihan - latihan tiada henti. Pusaran sebagai titik tumpu ketuhanan dalam cinta sejati karena semua ada disitu, satu titik Tari Cinta Ku. Banyumurni dalam utama mandiri sejahtera memahami bersama pembaca yang budiman akan mendapatkan keberkahan dari tuhan yang maha memberkahi. Amin.

Salam sahabat nusantara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar