Sabtu, 30 Maret 2013

Cerita Bebek dan Ayam

Mas Dwi, ada cerita suatu hari ada dua sahabat yang selalu bersama kemana-mana, kalau ibaratnya manusia dia selalu bergandeng tangan serasa tak ingin terpisah sejak dia masih dalam cangkang masing-masing. Menetas sebagai kuthuk (anak ayam) dan meri (bebek cilik), sangatlah lucu penampilannya dengan bulu-bulu halus yang menyelimuti tubuhnya masin-masing. 

Subhanallah lahir dengan baik, sehat lengkap anggota tubuhnya, serta dapat makan langsung tanpa disuapin oleh induknya. Karena lahir didunia ini si kuthuk lan meri sudah tak tahu siapa bapak dan ibu biolgisnya.Itulah kodrat bagi mereka berdua, karena Technology tinggi hasil pemikiran manusia yang menetaskannya dengan ijin Tuhan Sang Khalik.

Yang menarik dari perjalanan hidup sang meri dan kuthuk, banyak sekali untuk kita cermati dan ambil pelajaran untuk kita manusia ini yang pasti ada orang tua yang mengandung dan ikut berperan tentang keberadaan kita yaitu ayah biologis kita. Dalam pertumbuhan menjelang dewasa, meri jadi bebek dan kuthuk jadi ayam. Mulailah ada diplomasi komunikasi untuk pengenalan alam semesta.

Dimulai oleh si bebek : "Yam ayam, cakep sekali bulumu ada yang melengkung dan kilatan di ekormu?" ...
Jawab si ayam lancur (ayam jantan muda): "Alhamdulillah, sudah mulai aku dapat perhiasan dari-Nya, doain yaa ku bisa mensyukurinya. Dan aku pingin sepertimu yang bisa berenang sepertimu, namun ku coba-coba nggak berhasil juga, dapat berenang sepertimu, yang lama."
Si bebek, "Yaa yam, kalau kita perhatiin. Sejak bayi kita bersama, EEee setelah dewasa tetap saja kita nggak bisa sama. Kau punya jengger, taji dan bulu yang indah. Aku diberi kemampuan untuk berenang. Yaa kita harus sadari itu semua takdir kita masing-masing, Alhamdulillah"

Di akhir komunikasi sesaat itu antara bebek dan lancur, semoga kita dapat pelajaran Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar